Rabu, 14 November 2012
jurus pamungkas pendekatan
Diposting oleh data qu di 22.52
Terus terang saya banyak belajar tentang liku-liku perjombloan melalui Mas Masrur Huda. Melalui bukunya yang berjudul Berani Jomblo Berani Mengejar Jodoh, alumni IAIN Sunan Ampel Surabaya ini menggelar sejibun kiat menjomblo yang sehat. Bagaimanakah pedekate sukses ala jomblo yang sehat? Begini katanya:
Pertama,
upayakan agar kamu tampil sebagai dirimu sendiri. Berpikirlah dua kali
untuk menjadi epigon bagi orang lain. Seburuk-buruknya kamu, pasti
memiliki kelebihan. Dan kelebihan itulah yang berpotensi untuk dijadikan
modal utama kamu berpedekate. Jadilah diri sendiri, Sobat!
Kedua,
berusahalah agar karaktermu menyenangkan. Siapa sih yang mau berdekatan
dengan seseorang yang bikin bete. Nah, sasaran tembakmu pun demikian.
Ketika mengobrol, cobalah untuk open mind sedikit. Jangan
terus-terusan menguasai subjek pembicaraan sendiri. Beri kesempatan
lawan komunikasimu menyampaikan gagasannya. Akan lebih afdol lagi jika
kamu bisa menanggapi secara positif setiap isi pembicaraannya. Pokonya
bikinlah si do’i merasa nyaman berdekatan denganmu. Carilah berbagai
cara agar kamu tidak terbelenggu oleh egomu.
Ketiga, Jadilah orang baik. Kawan saya, Daeng John Cassis, orang Takalar berkata: “It’s nice to be important, but it’s more important to be nice!”
Jadi orang penting tidak terlalu penting jika kita masuk ke dalam
kelompok orang tidak baik. Oleh karena itu, pada jurus ketiga Masrur
Huda secara khusus menyoroti perkara jadi orang baik ini. Kriteria orang
baik (katanya) sabar, bertanggung jawab, setia, serta penuh pengertian.
Keempat, Tidak
terpancing gossip. Ya, namanya juga gossip, makin digosok ya makin
siiiipppp. Tapi jangan kawan, kamu jangan terpancing gossip murahan
tentang dirinya. Jangan terpancing omongan orang lain tentang keburukan
si dia. Berikhtiarlah dengan mencari sumber informasi yang nomor wahid.
Jangan asal terima informasi. Selebihnya kamu tinggal berdoa agar si dia
memang jodoh yang telah disiapkan Tuhan hanya untukmu.
Kelima,
Pelajari karakternya dengan baik. Pernikahan adalah sarana agung untuk
menggabungkan dua insan yang berebeda jenis dan juga berbeda karakter.
Kenali dengan baik kelebihan dan kekurangannya. Artinya, di masa depan kamu sudah siap menerima karakter si dia plus segala kekurangan dan kelebihannya.
Keenam,
Berkomunikasi jarak jauh maupun jarak dekat. Dalam situasi apa pun kamu
harus berusaha untuk menjalin komunikasi dengan dirinya. Era milenium
ini telah menyediakan berbagai sarana komunikasi paling efektif tanpa
dibatasi ruang dan waktu. Berada di ujung dunia sekalipun kamu masih
bisa berbuka pintu komunikasi dengannya. Berkomunikasilah secara sehat
dengan tidak melanggar tata kesusilaan, Kawan. Kalau kamu berniat untuk
mendapatkan jodoh yang baik, cara berkomunikasi pun harus sama baiknya.
Ketujuh, Miliki lah Sense of Humour. Apa jadinya dunia ini jika dipenuhi oleh orang-orang bertampang serius dan tak kenal humor sama sekali. Bete… pasti bete, Brother! So, sesekali lontarkanlah joke-joke
yang segar. Sesekali bikin dia tertawa terpingkal-pingkal karena
lontaran guyonanmu. Dua di antara tiga cewek sangat suka pria humoris.
Demikian hasil survey yang saya lakukan terhadap tiga responden saya. Koq dikit amat? (Sorry, yang ini mah guyonan doang)
Kedelapan,
Bekali diri dengan modal yang cukup. Untuk urusan yang satu ini kamu
tidak perlu membawa beras, gula, minyak goreng, gas elpiji, dan ransum
jenis sembako lainnya. Tidak perlu itu. Bawakan saja sebongkah cintamu
berikut kegigihan, keseriusan, tekad yang membara, dan karakter
positifmu. Tapi, ngomong-ngomong kalau sembakonya juga sudah kadung
disiapkan, bawalah serta sekalian.
Kesembilan,
Dukungan Orang Tua, Kerabat, Handai Tolan, dan Teman. Waduh, deretannya
kayak KRL lewat Citayam saja. Memang harus begitu, Sobat. Walau
bagaimana support dari berbagai pihak akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pedekatemu. Percaye dah ama gua!
Kesepuluh,
Istiqamah Alias Konsisten. Lakukan kesembilan jurus pamungkas di atas
dengan sepenuh hati. Jangan terus angin-anginan. Bibirmu sudah sangat
sering berkomat-kamit bermunajat kepada-Nya. Sekarang tiba giliranmu
berdoa secara zahir; dalam bentuk ikhtiar yang pasti. Tabah sampai
akhir!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar