Kamis, 10 Januari 2013

Andik Dapat Merumput di Eropa, tapi...

Andik Vermasnyah (Foto: Heru Haryono/okezone)
Andik Vermasnyah
JAKARTA - Kemampuan permainan Andik Firmansyah memang diatas rata-rata. Bahkan, kualitas striker yang satu ini pun bisa disetarakan dengan pemain sepakbola internasional. Tapi, mengapa dia hanya berkarir di tim sepakbola Indonesia?

Menurut Master Trainer Neurologistic, Hingdranata Nikolay, permainan yang ditunjukan Andik Firmansyah bisa dibilang baik dan mimiliki skill yang tinggi. Namun, kurangnya mental juara membentuk keyakinan pemain Persebaya Surabaya (IPL) ini terlihat minder saat ditawari bermain di klub eropa.

"Kita punya Andik yang memiliki kualitas bermain diatas rata-rata dan pantas masuk liga eropa. Cuma dia punya mental atau tidak untuk melakukan itu?," ungkap pria yang akrab disapa Hing kepada wartawan, Kamis (10/1/2013).

Hal ini sekaligus mengkritisi PSSI, sebagai induk organisasi sepakbola di Indonesia. Diakuinya, rata-rata atlet sepakbola Tanah Air memiliki skill dan fisik yang baik, seperti Andik. Namun, pembinaan mental yang belum menjadi perhatian membuat timnas kerap tunduk dengan tim-tim yang memiliki kualitas mental yang baik, sebut saja Singapura.

"Kita bisa bercermin dengan Jepang dan Korea Selatan, kenapa? Mereka saat ini ditakuti tim-tim eropa. Padahal, mereka tidak jauh beda dengan Indonesia, karena kini mereka memiliki keyakinan untuk menang," paparnya.

Seharusnya pemain seperti Andik memiliki believe atau keyakinan yang tinggi, maka dia sama halnya seperti Kagawa yang bisa bermain di Manchester United.

"Pemain-pemain Korea Selatan seperti Kagawa saja bisa bermain di eropa, karena mereka merasa diri mereka selevel. Kalau orang-orang kita begitu masuk eropa tampak malu," sindirnya.

Hing menegaskan, saat ini sudah selayaknya para atlet dari seluruh cabang olahraga di Indonesia mendapatkan coaching clinic pembenahan mental. Sehingga mereka siap begitu tampil di ajang petandingan berskala besar. Hal ini juga bertujuan mengembalikan kebanggaan publik akan manjunya olahraga nasional.

"Setidaknya Indonesia mencari jalan untuk membina mental pemain Indonesia yang terpuruk agar bisa bangkit dan meningkatkan prestasi. Masyarakat indonesia pun kini sudah kehilangan kebanggaannya akan sepakbola yang merupakan cabang olahraga terbaik," simpulnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Previous Post Next Post Back to Top